Isra Mi’raj dalam Konteks Agama dan Sains
Dokumentasi LPM Tanpa Titik |
Diskusi rutinan Lembaga Pers
Mahasiswa Tanpa Titik telah terlaksana pada hari Rabu, 23 Februari 2022
dengan mengangkat tema "Isra' Mi'raj Dalam Konteks Agama dan
Sains" yang dipantik oleh dulur Lutful. Kegiatan dimulai
pada pukul 14.00-17.00 WIB dengan diawali membacakan surat
Al-Fatihah untuk kelancaran diskusi dan dilanjutkan menyanyikan lagu
Indonesia Raya tiga stanza yang dipimpin oleh dulur Ilwan. Kemudian pembacaan
muqoddimah secara bergilir oleh semua peserta diskusi.
Dilanjutkan dengan pemaparan
muqoddimah oleh pemantik. Ia menyebutkan, Isra' yang bermakna perjalanan malam,
adalah peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW. berangkat dari Ka'bah di Makkah ke
Baitul Maqdis di Yerusalam. Jarak Makkah ke Yerusalem sekitar 1.239 kilometer
yang pada sekitar 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda atau
unta sekitar sebulan. Namun, Nabi Muhammad saw. mencapainya hanya dalam
semalam.
Sementara itu, mi'raj, kenaikan,
adalah peristiwa saat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul
Muntaha, melewati 7 langit. Terdapat
beberapa versi soal tanggal, bulan, dan tahun peristiwa Isra dan Mikraj. Namun,
yang paling umum diyakini adalah 27 Rajab, sekitar 621 Masehi.
Dulur Lutful juga mengatakan bahwa peristiwa Isra
wajib diimani. Adapun orang yang tidak iman, dikategorikan sebagai orang kafir.
Sedangkan Mi'raj tidak wajib diimani, akan tetapi orang yang tidak percaya
peristiwa Mi'raj Nabi Muhammad SAW digolongkan sebagai orang fasiq.
Mi'raj juga dipercaya oleh
mayoritas sahabat nabi. Namun, Siti Aisyah -istri nabi- tidak mempercayai
Mi'raj secara jasad. Hanya ruh Nabi Muhammad saja yang melakukan Mi'raj.
Alasannya adalah karena khawatir adanya imajinasi dari umat nabi yang
mempersonifikasikan tuhan, mengingat dalam peristiwa Mi'raj, nabi diceritakan
berdialog dengan Allah.
Secara sains, dikatakan bahwa kaum
emipris dan rasionalis boleh mempersoalkan dan menggugat dengan sejumlah
sanggahan : Bagaimana mungkin lingkungan material yang dilalui Muhammad tidak
mengakibatkan gesekan-gesekan panas yang membakar tubuhnya? Bagaimana mungkin
ia dapat melepaskan diri dari daya tarik bumi? Menurut kaum empiris dan
rasionalis hal ini tidak mungkin terjadi.
Dokumentasi LPM Tanpa Titik |
Dari pemaparan tersebut diatas,
kemudian muncul beberapa pertanyaan dari peserta diskusi.
"Mengapa Isra' Mi'raj
dianggap hiburan dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad? Sedangkan dalam
perjalanannya nabi diperlihatkan bagaimana orang-orang disiksa di neraka untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Apakah hal tersebut termasuk
hiburan?" tanya dulur Ilwan dan Arfia.
"Sebenarnya istilah hiburan
itu hanya cocoklogi dari ulama' saja. Karena, peristiwa tersebut terjadi
setelah tahun kesedihan, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW. melepas kepergian
paman sekaligus pelindung beliau, Abu Thalib, juga istri tercinta, Khadijah.
Adapun mengenai nabi diperlihatkan
bagaimana manusia-manusia disiksa di neraka, adalah untuk mengambil ibroh yang
kemudian disampaikan kepada umatnya. Bahwa, ternyata ada loh, hari
pembalasan setelah kematian. Dan agar umatnya lebih bertaqwa kepada Allah."
tutur dulu Lutful.
Lalu dulur Ikhsan bertanya,
siapa sajakah nabi-nabi yang ditemui Nabi Muhammad sewaktu Isra Mi'raj?
Kemudian peserta diskusi yang lain
menanggapi, bahwa ada delapan nabi terdahulu yang bertemu dengan Nabi Muhammad.
Di langit pertama, Rasul bertemu Nabi Adam. Selanjutnya, di langit kedua Rasul
bertemu Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, ia berjumpa dengan Nabi
Yusuf.
Perjalanan dilanjutkan ke langit
keempat dan Rasul bertemu dengan Nabi Idris, sementara di langit kelima Ia
berjumpa dengan Nabi Harun. Di langit keenam Rasul bertemu Nabi Musa, dan di
lapisan langit ketujuh ia bertemu Nabi Ibrahim.
"Bagaimana penjabaran
persamaan waktu saat Nabi Muhammad Isra' Mi'raj dengan waktu di dunia? Apakah
waktunya lebih lama sama seperti di akhirat?" tanya dulur Erul.
Dulur Lutful menuturkan jika perbandingan waktu di dunia dan di akhirat, ada yang mengatakan 1 : 50.000 tahun. Sedangkan kecepatan tercepat di dunia adalah cahaya, yaitu 300.000 km/detik. Maka, apa-apa yang lebih cepat dari cahaya, dianggap tidak terikat waktu. Begitupun dengan peristiwa Isra' Mi'raj. Susah jika harus dinalar dengan logika dan tidak akan bertemu ujungnya. Kemungkinan, iya benar, waktu pada saat Nabi Muhammad Isra' Mi'raj, sama dengan waktu di akhirat, yang lebih lama daripada waktu di dunia.
Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Sebelum ditutup, dulur Ochi, sebagai moderator menarik kesimpulan atas apa yang telah disampaikan oleh seluruh peserta diskusi. Dan diskusi diakhiri dengan pembacaan sholawat Maulaa ya shollii wa salim...
Penulis : Rosiana