KEPOMPONG RAMADHAN

 

KEPOMPONG RAMADHAN

Pict : Grid.id


Ramadhan adalah satu-satunya nama bulan yang diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat muslim. Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan. Ramadhan menjadi berkah karena enam keutamaan, yakni bulan diturunkannya Al-Qur’an, puasa (shaum), shalat tarawih di malam hari, malam lailatul qadr, pelaksanaan zakat fitrah, dan hari raya idul fitri.

Keistimewaan pada bulan ramadhan ini membuat umat muslim bergembira dan bersuka cita dalam menyambutnya. Dimana dibulan ini semua amal perbuatan manusia pahalanya dilipat gandakan, semua manusia berbondong-bondong untuk melakukan kebaikan, bulan untuk menghidupkan Al-Qur’an.

Semua amal anak Adam dapat dicampuri nafsu, kecuali Shaum (puasa). Maka sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Aku (Allah swt) sendiri yang akan membalasnya. (H.R. Bukhari Muslim).

Pernahkah Anda melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang ulat bulu memang menjijikan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat bulu ini ternyata tidak lama. Pada saat nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk kedalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud yang lain. Ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah demikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayap yang beraneka hiasan insan alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya sebagai hobi ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda ke maha besaran Allah swt. Menandakan betapa teramat mudah bagi Allah Azza wa jalla untuk mengubah sesuatu dari hal yang menjijikan buruk dan tidak disukai menjadi sesuatu yang indah dan dapat membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturan itu pun ditentukan oleh Allah swt. Baik dalam bentuk aturan atau hukum alam maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Jika proses metamorfosis ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah dan momen yang tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki bulan suci ramadhan.

Sebelum datangnya bulan ramadhan mungkin seringkali kita melakukan kesalahan baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Ketika datangnya bulan suci ramadhan tanamkan niat untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mengakui kesalahan yang ada pada diri sendiri.

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri selama kita masih hidup di dunia. Karena tujuan hidup yang sesungguhnya adalah mencintai dan mencari cinta Allah SWT. Allah maha pengampun dan ini kesempatan kita dibulan suci ramadhan untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.

Inti dari bulan ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah swt. berfirman : “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”

Bulan ramadhan bukan hanya untuk menahan diri dari lapar dan dahaga saja, tetapi yang paling berat adalah menahan hawa nafsu. Oleh karena itu, kita berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. dan memohon perlindungan dari godaan syaithan yang terkutuk. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga adalah akhlaq kita masing-masing. Barangsiapa membaguskan akhlaq pada bulan ramadhan, maka Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah dimana banyak kaki tergelincir, demikian sabda Rasulullah saw.

Pada bulan ramadhan ini kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah,  Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlaq sebagaimana tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum (puasa) kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlaq kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil ramadhan tahun ini merupakan ramadhan terakhir yang kita jalani dalam hidup kita, jadi jangan sampai disia-siakan.

Semoga Allah yang maha menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah “kepompong” Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona. Aamiin. (Tausiyah Manajemen Qolbu Aa Gym).


Penulis : Sri Retno

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama